RESUME PASAR BUDAYA UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA 2015
MAKALAH
disusun untuk memenuhi salah satu tugas
mata kuliah Pendidikan Agama Islam
oleh:
Sri Mulya (1407281)
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN ILMU KOMPUTER
FAKULTAS PENGETAHUAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
BANDUNG
2015
Pasar budaya adalah event yang diselenggarakan oleh
Mahasiswa Seni Rupa, Sosiologi serta Management Resort dan Leisure Universitas
Pendidikan Indonesia yang memamerkan berbagai budaya yang ada di nusantara ini,
seperti kebudayaan Baduy, Tari Benjang, Batik, Gebongan Bali, dan lain-lain.
Event kali ini menerapkan 9 nilai gotong royong dalam
penyelenggaraannya yang termanifestasi pada tiap stand yang ada dalam acara,
yaitu: perdamaian,
sukacita, disiplin, kerendahan hati, kasih sayang,
kearifan, kepedulian, kesabaran, dan kesetiaan.
1.
Kerendahan
hati
Kerendahan
hati merupakan hal yang penting dalam kehidupan kita, apapun posisi kita dan
berapapun usia kita, kita harus tetap rendah hati
2. Kesetianan
Kesetiaan
atau loyalitas adalah hal yang penting dalam sebuah masyarakat, dengan ini
kesetiaan dalam bermasyarakat merupakan hal yang berkaitan satu sama lain,
termasuk di dalamnya memegang kesepakatan.
3. Suka Cita
BERSYUKUR
Ucapan syukur adalah bentuk dasar terimakasih kita atas anugerah Tuhan. Terlepas itu kecil atau besarnya suatu pencapaian . Tanpa adanya rasa syukur akan hal yang kita peroleh, akan jauhlah kita terhadap berkah tuhan dan cenderung serakah dan selalu ada dalam penyesalan akan usaha-usaha yang telah dilakukan.
SUKACITA
sukacita adalah perasaan bahagia layaknya air dalam gelas sampai terisi penuh lalu meluap. Hal ini akan menjadikan alasan kita bersyukur meskipun berada dalam keadaan sulit sekalipun.
Ucapan syukur adalah bentuk dasar terimakasih kita atas anugerah Tuhan. Terlepas itu kecil atau besarnya suatu pencapaian . Tanpa adanya rasa syukur akan hal yang kita peroleh, akan jauhlah kita terhadap berkah tuhan dan cenderung serakah dan selalu ada dalam penyesalan akan usaha-usaha yang telah dilakukan.
SUKACITA
sukacita adalah perasaan bahagia layaknya air dalam gelas sampai terisi penuh lalu meluap. Hal ini akan menjadikan alasan kita bersyukur meskipun berada dalam keadaan sulit sekalipun.
STAND-STAND DI
PASAR BUDAYA UPI 2015
·
Teh
tarik
·
Es
Cincau
·
Gudeg
Jogja
· Tari Merak
·
Rendang
· Tari Ja’i
·
Wayang
Golek
Kesan Dan Pesan Pasar Budaya
Upi 2015
Suatu Pagi saya dan teman sekelas mendapat tugas untuk
berkunjung ke Pasar budaya tersebut dan membuat laporan mengenai apa saja yang
ada di event tersebut. Untuk Pendidikan Ilmu Komputer mendapat jadwal pada hari
Selasa, 12 Mei 2015 pukul 11.00.
Pertama datang ke lokasinya kami melakukan pendaftaran di
depan Gymnasium, lalu oleh Panitia kami dibagi menjadi 4 kelompok besar
berdasarkan warna gelang yang kami dapatkan saat pendaftaran,yaitu merah,
kuning, hijau dan biru, saya sendiri masuk menjadi kelompok hijau, setelah
dikondisikan, kami memulai dengan menonton video intro di ruang video yang
berisi sekilas tentang acara dan aturan-aturan yang berlaku selama event
tersebut,setelah itu kami mulai memanfaatkan waktu untuk berkunjung ke stand
yang ditentukan. Untuk kelompok hijau mendapat jatah stand gong perdamaian
ambon dan congklak.
Ketika mengunjungi stand gong perdamaian ambon, saya
disambut oleh pak Samuel dan bung Alvin sebagai aktor budaya dari ambon, pada
awal masuk ke dalam stand tersebut kami sudah di sambut dengan senang hari dan
yang lebih menariknya kami disambut dengan di kelilingi oleh kan putih yang
harus dilingkarkan disekeliling kami, dan disambut juga dengan ritual simbol
meminum air dari gelas yang sama. Kemudian Pak Samuel mulai memberikan
pemaparan mengenai gong perdamaian maupun asal muasal pela sebagai resolusi
perdamaian.
Gong Perdamaian Ambon merupakan simbol dari kearifan lokal
di tanah maluku, yaitu Pela, yang mana merupakan salah satu cara yang digunakan
oleh oleh orang-orang disana sebagai resolusi untuk meredakan konflik yang
terjadi antar negeri (istilah orang maluku untuk desa) di Maluku. Pela bisa
dimaknai sebagai sumpah yang diucapkan dan bersifat mengikat, yang terbagi
menjadi 3 jenis,yaitu: pela keras atau pela darah, yang dilakukan dengan
mengucap sumpah dan mengiris lengan dengan benda tajam, lalu menempelkan darah
tersebut sebagai simbol bersatu, ada pula pela gandong atau pela bangsa, yaitu
pela berdasarkan kekerabatan dan yang
terakhir pela tempat sirih. Setiap pela memiliki makna yang sama, yaitu
mengikat dua desa atau lebih sebagai satu saudara yang memiliki kewajiban
untuk saling melindungi dan saling
peduli. Untuk mengabadikan pela sebagai tradisi yang mendarah daging tersebut,
dibangunlah Gong sebagai simbol perdamaian, gong tersebut adalah satu dari dua gong perdamaian di Indonesia, dan satu
dari lima gong perdamaian yang ada di dunia. Pak Samuel juga menceritakan
solidaritas yang tinggi antar umat bergama di sana, dimana mereka saling
membantu dalam berbagai hal, seperti membangun masjid, dan sebagainya.
Selain itu beliau menyampaikan suatu cerita tentang tradisi
permainan di ambon Maluku,yaitu adanya Bambu Gila dimana itu tradisi dari umat
Kristen bambu itu memiliki kekuatan yang super yang terdapat makhluk halus
didalamnya yang dipanggil untuk melakukan semacam upacara, bamboo itu biasa di
pegang sekitar 5 sampa 7 orang yang memegangnya secara silang. Setelah cerita
tentang bambu gila itu, kita di ajak menyanyikan lagu yang berjudul gandong,
yang menceritakan bahwa kita telah menjadi bagian dari saudara dan keluarga
ambon Maluku.
2. Bermain Congklak
Untuk stand kedua adalah Congklak, Congklak adalah salah
satu permainan tradisional yang ada di Jawa Barat, kata congklak berasal dari
Cong (congkel) dan klak (bunyi biji congklak yang jatuh), dahulu permainan
congklak hanya boleh dilakukan oleh anak raja saja, sementara rakyat jelata tidak
boleh memainkannya.
Congklak memiliki filosofi pada permainannya, yaitu
menyebarkan kebaikan yang dilambangkan dengan biji congklak pada tujuh lubang
sebagai perlambang hari ditambah satu lubang yang besar untuk melambangkan
total kebaikan yang kita raih.
Bermain congklak seolah mengingatkan kembali pada masa
kecil, saya diperkenalkan kembali dan diberi kesempatan bermain congklak dengan
salah sato aktor budaya yang ada di stand tersebut yaitu teh Pasa, permainan
yang menyenangkan, meskipun hasilnya kalah telak
KESIMPULAN
Nilai yang bisa dipetik dari Stand Gong Perdamaian adalah
perdamaian, kasih sayang, kepedulian, dan kesetiaan. Sedangkan nilai yang bisa
dipetik dari Stand kedua yaitu congklak adalah kejujuran, kebaikan, kesabaran
dan kedisiplinan. Nilai-nilai tersebut jika dikaitkan dengan karakteristik
Negara Indonesia yang multikultural sangat perlu diterapkan, karena
keanekaragaman tersebut akan menyatu apabila nilai-nilai tersebut diterapkan.
Dan untuk nilai yang bisa dipetik dari Bermain
congklak adalah sukacita,kesabaran adalah perasaan
bahagia layaknya air dalam gelas sampai terisi penuh lalu meluap. Hal ini akan
menjadikan alasan kita bersyukur meskipun berada dalam keadaan sulit sekalipun
0 komentar:
Posting Komentar