Selasa, 24 November 2015

KONSEP DASAR PEMBELAJARAN



BAB I
PENDAHULUAN

1.1.  Latar Belakang Masalah
Pada hakikatnya kegiatan belajar mengajar adalah suatu proses komunikasi. Proses komunikasi harus diciptakan atau diwujudkan melalui kegiatan penyampaian dan tukar menukar pesan atau informasi antara pendidik dengan peserta didik. Satu kesatuan dari proses komunikasi belajar mengajar yang bertumpu pada tujuan pendidikan di sekolah adalah media pembelajaran. Peranan media pembelajaran pun menjadi penting karena memiliki nilai praktis dan fungsi yang besar dalam pelaksanaan pembelajaran.
Proses pembelajaran merupakan tahapan-tahapan yang dilalui dalam mengembangkan kemampuan kognitif, afektif, dan psikomotorik seseorang, dalam hal ini adalah kemampuan yang harus dimiliki oleh siswa atau peserta didik. Salah satu peran yang dimiliki oleh seorang guru untuk melalui tahap-tahap ini adalah sebagai fasilitator. Untuk menjadi fasilitator yang baik guru harus berupaya dengan optimal mempersiapkan rancangan pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik anak didik, demi mencapai tujuan pembelajaran.
Konsep dapat didefinisikan sebagai suatu gagasan/ide yang relatif sempurna dan bermakna, Konsep merupakan suatu pengertian tentang suatu objek. Belajar merupakan suatu proses perubahan tingkah laku sebagai hasil interaksi individu dengan lingkungannya dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Santrock dan Yussen mendefinisikan belajar sebagai perubahan yang relative permanen karena adanya pengalaman.
Maka dari itu dalam makalah ini, akan di bahas tentang pengertian, klasifikasi dan kriteria pemilihan media pembelajaran yang bertujuan memberikan gambaran secara lebih detail tentang media pembelajaran.



1.2. Rumusan Masalah
     Berdasarkan latar belakang masalah, maka rumusan masalah dalam makalah ini adalah sebagai berikut.
a.       Apakah makna dari Konsep?
b.      Apakah Dasar Belajar?
c.       Apakah Pembelajaran?

1.3. Tujuan
            Adapun tujuan makalah ini adalah untuk:
a.        Memahami makna Konsep
b.      Mengetahui Dasar Belajar
c.       Memahami makna Pembelajaran


BAB II
PEMBAHASAN

2.1.  Landasan Teori

2.1.1 Konsep Dasar Pembelajaran

Dalam memaknai konsep maka akan berhubungan dengan teori, sedangkan teori akan berkaitan dengan sesuatu hal yang dipandang secara ilmiah. Jika teori berhubungan dengan konsep maka dalam uraian tentang konsep dasar pembelajaran akan tertuju pada landasan ilmiah pembelajaran. Melalui landasan ilmiah yang disebut dengan konsep dasar inilah maka semua pihak akan memahami apa itu pembelajaran.
Pada uraian ini akan dibahas beberapa tema yang berkaitan  dengan  pembekalan  terhadap  pemahaman  tentang pembelajaran. Diantaranya juga akan berhubungan dengan landasan-landasan filsafat, psikologis, sosiologis, dan komunikasi yang selalu banyak ditemukan dalam sebuah pembelajaran. Sebelum beranjak pada pembahasan tentang konsep dasar dan landasan-landasan ilmiah dari pembelajaran, maka penulis merasa perlu untuk memberikan tambahan pemahaman dasar terhadap pembelajaran ini.

2.1.2 Hakikat Belajar
Belajar, pada hakekatnya, adalah proses interaksi terhadap semua situasi yang ada di sekitar individu. Belajar dapat dipandang sebagai proses yang diarahkan kepada tujuan dan proses berbuat melalui berbagai pengalaman. Belajar juga merupakan proses melihat, mengamati dan memahami sesuatu (Sudjana, 1989:28).
Sedangkan  Witherington  (1952)  menyebutkan  bahwa  “Belajar merupakan perubahan dalam kepribadian yang dimanifestasikan sebagai suatu pola-pola respon yang berupa keterampilan, sikap, kebiasaan, kecakapan atau pemahaman”.
Dari beberapa kutipan di atas dapat disimpulkan beberapa hal yang menyangkut pengertian belajar sebagai berikut:
a.       Belajar  merupakan  suatu  proses,  yaitu  kegiatan  yang berkesinambungan yang dimulai sejak lahir dan terus berlangsung seumur hidup.
b.      Dalam belajar terjadi adanya perubahan tingkah laku yang bersifat relatif permanen.
c.       Hasil belajar ditujukan dengan aktivitas-aktivitas tingkah laku secara keseluruhan.
d.      Adanya peranan kepribadian dalam proses belajar antara lain aspek motivasi, emosional, sikap dan sebagainya.

Terjadinya proses belajar dapat dipandang dari sisi kognitif, sebagaimana dikemukakan Bigge (1982) yaitu berhubungan dengan perubahan-perubahan tentang kekuatan variabel-variabel hipotesis, kekuatan-kekuatan, asosiasi, hubungan-hubungan dan kebisaaan, atau kecenderungan prilaku. (Willis, 1986:20).
Belajar merupakan suatu proses interaksi antara berbagai unsur yang berkaitan. Unsur utama dalam, belajar adalah individu sebagai peserta belajar, kebutuhan sebagai sumber pendorong, situasi belajar, yang memberikan kemungkinan terjadinya kegiatan belajar. Dengan demikian maka manifestasi belajar atau perbuatan belajar dinyatakan dalam bentuk perubahan tingkah laku. Mengenai jenis perubahan tingkah laku dalam proses belajar ini, Gagne dan Briggs, (1988:105), menyatakan bahwa perbuatan hasil belajar menghasilkan perubahan dalam bentuk tingkah laku dalam aspek :
a) kemampuan membedakan;
b) konsep kongkrit;
c) konsep terdefinisi;
d) nilai;
e) nilai/aturan tingkat tinggi;
f) strategi kognitif;
g) informasi verbal;
h) sikap ; dan
i) keterampilan motorik.

2.1.3  Landasan Konsep Pembelajaran
a. Filsafat
Secara filosofis belajar berarti mengingatkan kembali pada manusia mengenai makna hidup yang bisa  dilalui  melalui  proses  meniru,  memahami,  mengamati, marasakan, mengkaji, melakukan, dan meyakini akan segala sesuatu kebenaran  sehingga  semuanya  memberikan  kemudahan  dalam mencapai segala yang dicita-citakan manusia. Belajar diperlukan oleh individu manusia akan tetapi belajar juga harus dipahami sebagai sesuatu kegiatan dalam mencari dan membuktikan kebenaran. Dengan demikian filsafat apapun yang telah menjadi hasil pikir manusia maka kaitannya dengan belajar ibarat siklus bahwa dengan filsafat manusia bisa mempelajarai (belajar) tentang segala sesuatu, dan sebaliknya dengan aktivitas belajar maka pemikiran-pemikiran tentang belajar terus berkembang dan banyak ditemukan sehingga membawa pada warna inovasi ide dan pemikiran manusia sepanjang zaman.

b. Psikologis
Psikologi sebagai ilmu yang mempelajari gejala kejiwaan yang akhirnya mempelajari produk dari gejala kejiwaaan ini dalam bentuk perilaku-perilaku yang nampak dan sangat dibutuhkan dalam proses belajar. Diantara psikologi yang banyak dan memang masih bertahan menjadi landasan pokok dalam dunia pendidikan dan pembelajaran yaitu psikologi kognitif dan behavioristik.
c. Sosiologis
Jika dalam belajar tanpa arah tujuan pada makna hidup manusia sebagai mahluk sosial, maka  belajar  akan  dijadikan  cara  untuk  saling  menguasai, memusnahkan, karena segala sesuatu yang dipelajari, diketahui dipahami melalui belajar tidak digunakan dalam menciptakan kondisi Landasan sosilogis ini sangat penting dalam mengiringi perkembangan inovasi pembelajaran yang banyak terimbas oleh perubahan zaman yang semakin hedonistik. Maka Pemahaman akan belajar yang ditinjau dari aspek sosiologis inilah yang sangat dibutuhkan dewasa ini.

d. Komunikasi
Pendidikan dan komunikasi ibarat setali tiga uang, yang satu memberikan pemaknaan terhadap yang lainnya. Dalam prakteknya proses belajar atau pembelajaran akan menghasilkan suatu kondisi di mana individu dalam hal ini siswa dan guru, siswa dnegan siswa atau interaksi yang kompleks sekalipun pasti akan ditemukan suatu proses komunikasi. Landasan komunikasi ini akan banyak memberikan warna dalam bentuk pendekatan, model, metode dan strategi pembelajaran,serta pola-pola inovasi pembelajaran.

2.1.4  Proses Pembelajaran
Proses pembelajaran hanya menerapkan kemampuan dan menggunakan sarana serta mengikuti mekanisme yang telah diatur dengan baik dalam SAP. Proses pembelajaran yang telah direncanakan dengan baik akan mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Selain menerapkan proses pembelajar telah ditata dengan baik, juga harus selalu meminta feed back dan melakukan kajian untuk terus membenahi proses pembelajaran. Proses pembelajaran dapat melalui tatap muka didalam ruang kelas dan dapat melalui media elektronik sesuai dengan pengaturan di dalam SAP.

Proses pembelajaran yang telah direncanakan dengan baik akan mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Selain menerapkan proses pembelajar telah ditata dengan baik, juga harus selalu meminta feed back dan melakukan kajian untuk terus membenahi proses pembelajaran. Proses pembelajaran dapat melalui tatap muka didalam ruang kelas dan dapat melalui media elektronik sesuai dengan pengaturan di dalam SAP. Proses pembelajaran melalui internet mendorong mahasiswa lebih aktif dalam pembelajaran karena harus berkomunikasi secara maya dengan para dosen, dan mahasiswa lain di samping mengembara didalam dunia pengetahuan lain.

2.1.5  Perkembangan Konsep Dasar Pembelajaran
Pembelajaran (Instruction)) merupakan akumulasi dari konsep mengajar (teaching) dan konsep belajar (learning). Penekanannya terletak pada perpaduan antara keduanya, yakni kepada penumbuha aktivitas subjek didik. Konsep tersebut dapat dipandang sebagi suatu sistem. sehingga dalam sistem belajar ini terdapat komponen-komponen siswa atau peserta didik, tujuan, materi untuk mencapai tujuan, fasilitas dan prosedur serta alat atau media yang harus dipersiapkan.
Demikian halnya juga dengan teaching system, di mana komponen perencanaan mengajar, bahan ajar, tujuan, materi dan metode, serta penilaian dan langkah mengajar akan berhubungan dengan aktivitas belajar untuk mencapai tujuan. Kenyataan  bahwa  dalam  proses  pembelajaran  terjadi pengorganisasian, pengelolaan dan transformasi informasi oleh dan dari guru kepada siswa. Ketiga katagori kegiatan dalam proses pembelajaran ini berkait erat dengan aplikasi dan konsep sistem informasi manajemen.
Meier (2002: 103 ) mengemukakan bahwa semua pembelajaran manusia pada hakekatnya mempunyai empat unsur, yakni persiapan (preparation), penyampaian (presentation), pelatihan (Practice), penampilan hasil (performance).

a. Persiapan (Preparation)
Tahap persiapan berkaitan dengan mempersiapkan peserta belajar untuk belajar. Persiapan pembelajaran itu seperti mempersiapkan tanah untuk ditanami benih. Jika dilakukan dengan benar, niscaya menciptakan kondisi yang baik untuk pertumbuhan yang sehat.
b. Penyampaian (Presentation)
Tahap penyampaian dalam siklus pembelajaran dimaksudkan untuk memepertemukan peserta belajar dengan materi belajar yang mengawali proses belajar secara positif dan menarik. Belajar adalah menciptakan pengetahuan, bukan menelan informasi, maka presentasi dilakukan semata-mata untuk mengawali proses belajar dan bukan untuk dijadikan fokus utama.
c. Latihan (Practice)
Tahap latihan ini dalam siklus pembelajaran berpengarruh terhadap 70% atau lebih pengalaman belajar keseluruhan. Dalam tahap  inilah  pembelajaran  yang  sebenarnya  berlangsung. Bagaimanapun, apa yang dipikirkan dan dikatakan serta dilakukan pembelajaran yang menciptakan pembelajaran dan bukan apa yang dipikirkan, dikatakan, dan dilakukan oleh instruktur atau pendidik.
d. Penampilan Hasil (Performance)
Belajar  adalah  proses  mengubah  pengalaman  menjadi pengetahuan,  pengetahuan  menjadi  pemahaman,  pemahaman menjadi kearifan dan kearifan menjadi tindakan.  Tujuan tahap penampilan hasil ini adalah untuk memastikan bahwa pembelajaran tetap melekat dan berhasil diterapkan. Setelah mengalami tiga tahap pertama dalam siklus pembelajaran, kita perlu memastikan  bahwa  orang  melaksanakan  pengetahuan  dan keterampilan baru mereka pada pekerjaan mereka, nilai-nilai nyata bagi diri mereka sendiri, organisasi dan klien organisasi.


2.1.6  Hasil Belajar dari Pembelajaran
Secara  keseluruhan  pemahaman  terhadap  konsep  dasar pembelajaran tidak akan sempurna jika berhenti pada definisi atau proses. Maka penulis merasa perlu untuk menguraikan apa yang dihasilkan dari suatu proses pembelajaran. Berikut uraian dari kaitan antara hasil pembelajaran yang sangat diharapkan sekali oleh semua masyarakat belajar khususnya peserta didik.

a. Hasil Belajar
Bloom (1956) mengemukakan tiga ranah hasil belajar yaitu kognitif, afektif dan psikomotor. Untuk aspek kognitif, Blomm menyebutkan 6 tingkatan yaitu :
1) Pengetahuan;
2) Pemahaman;
3) Pengertian;
4) Aplikasi;
5) Analisa;
6) Sintesa, dan
7) Evaluasi”.

Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa pada dasarnya proses belajar ditandai dengan perubahan tingkah laku secara keseluruhan baik yang menyangkut segi kognetif, afektif maupun psikomotor. Proses perubahan dapat terjadi dari yang paling sederhana  sampai  pada  yang  paling  kompleks  yang  bersifat pemecahan masalah, dan pentingnya peranan kepribadian dalam proses serta hasil belajar.

b. Motivasi Menuju Hasil Proses Pembelajaran
Pengaruh motivasi di sini adalah motivasi baik intern maupun ekstern terhadap hasil belajar yang dimaksud yaitu hasil belajar bahasa Inggris. Menurut Hilgard, motif merupakan tenaga penggerak yang mempengaruhi kesiapan untuk memulai melakukan rangkaian kegiatan dalam suatu prilaku.
Menurut jenisnya, motif dibedakan menjadi motif primer dan sekunder, yang dikutif oleh Syamsudin (1990), yang dikutif oleh Subhana, membedakan motif sebagai berikut:
1) Motif primer (primary motive) atau motif dasar (basic motive) menunjukan kepada motif yang tidak dipelajari (unlearned motive) yang sering juga digunakan istilah dorongan (drive).
2) Motif skunder (secondary motives) menunjukan kepada motif yang berkembang dalam diri individu karena pengalaman, dan dipelajari (conditioning and reinforcement). Kedalam golongan ini termasuk:
o Takut yang dipelajari (learning fears).
o Motif-motif sosial (ingin diterima, dihargai, conformitas, afiliasi,persetujuan, status, merasa aman, dan sebagainya ).
o Motif-motif objektif dan interest (eksplorasi, manipulasi, minat).
o Maksud (purposes) dan aspirasi.
o Motif berprestasi (achievement motive).







BAB III
PENUTUP

               3.1  Kesimpulan
            Dari makalah yang telah kami sampaikan di atas, dapat di tarik kesimpulan bahwa mengajar adalah proses menciptakan kondisi agar siswa/mahasiswa mengalami proses belajar, maka guru/dosen harus mampu mengajar secara efektif. Hal itu berarti mengajar secara efektif adalah mengajar yang dapat membawa belajar siswa/mahasiswa yang efektif, dan dapat menghasilkan perubahan tingkah laku setelah proses pembelajaran tersebut. Dan proses pembelajaran merupakan tahapan-tahapan yang dilalui dalam mengembangkan kemampuan kognitif, afektif, dan psikomotorik seseorang, dalam hal ini adalah kemampuan yang harus dimiliki oleh siswa atau peserta didik.
            Salah satu peran yang dimiliki oleh seorang guru untuk melalui tahap-tahap ini adalah sebagai fasilitator. Untuk menjadi fasilitator yang baik guru harus berupaya dengan optimal mempersiapkan rancangan pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik anak didik, demi mencapai tujuan pembelajaran. Untuk mampu melakukan proses pembelajaran ini  guru harus mampu menyiapkan proses pembelajarannya. Proses pembelajaran yang akan disiapkan oleh seorang guru hendaknya terlebih dahulu harus memperhatikan teori-teori yang melandasinya, dan bagaimana implikasinya dalam proses pembelajaran.
3.2  Saran
Semoga dengan adanya makalah ini, Perubahan dan munculnya beberapa konsep dan pemahamnnya merupakan suatu bukti bahwa pembelajaran adalah proses mencari kebenaran, menggunakan keberanan dan mengembangkannya untuk kepentingan pemenuhan kebutuhan hidup manusia, khususnya yang berhubungan dengan upaya merubah perilaku, sikap, pengetahuan dan pemaknaan terhadap tugas-tugas selama hidupnya.
DAFTAR PUSTAKA


Sadiman. Arief S., M.Sc ,Seri Pustaka Teknologi Pendidikan Nomor. 6 Media Pendidikan “Pengertian, Pengembangan dan Pemanfaatannya”, PT. RajaGrafindo Persada, Jakarta,2007.
Sudarwanto. profesionalisme Guru. Artikel: Yogyakarta. 2005
Djamarah, Syaiful Bahri , Psikologi Belajar: Rineka Cipta; 1999
Mulyati, Andi Psikologi Belajar: Jakarta.2008











0 komentar:

Posting Komentar